Melihat anak anak yang sedang bermain kelereng, aku jadi teringat masa kecil ku saat bermain permainan itu. selain permainan kelereng, aku juga sering bermain tali, petak umpet dan permainan lainnya, sama seperti teman teman sebayaku saat itu. Rasanya sewaktu kecil dulu, kerjanya hanya bermain seharian, tanpa beban, tanpa tanggung jawab. Mengingatnya seperti potongan memori masa kecil. sekarang sudah 22 tahun, bukan anak kecil dan remaja lagi. Masa seperti itu sudah lewat, tapi dalam setiap pribadi manusia akan tetap ada sifat anak kecil, Ingin sekali kali bermain, tertawa lepas dan menjauh sebentar dari rutinitas.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar