Seseorang ingin membeli baju di pasar, lalu singgah di sebuah toko. Si penjual menawarkan sepuluh baju dengan bermacam macam warna, merek, harga dan aneka bentuk. Uang di saku orang tersebut hanya cukup untuk membeli satu potong baju. Dia memilih dan mencoba satu persatu yang kira kira pas. Sebenarnya dia suka semua baju tersebut, namun karena uangnya tidak banyak maka dia harus jeli dalam memilih. Setelah menemukan yang pas dan membuat pakaian yang dicobanya tadi berantakan di toko sang penjual, maka dia pun membeli salah satu baju tersebut dan membawanya pulang. Sayangnya dia lupa satu hal, manusia bukan merek baju.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar