takut bercampur gugup menghampiri. Ke dua rasa itu mengikis kepercayaan diri perlahan lahan. Bagaimana aku bisa menghadapi masalah jika ke dua rasa itu terus menggelayuti? sedangkan masalah akan selalu datang selama manusia hidup, hanya orang mati yang mungkin tidak punya masalah terkecuali dengan Allah. Aku punya koleksi kata kata mutiara dan penyemangat yang tertempel di dinding kamarku, namun selama rasa rasa takut dan gugup ku pupuk di hati dan pikiran, selama itu juga kata kata mutiara itu tak berarti. aku ingin jadi orang yang kuat, kuat dan percaya diri menghadapi masalah, aku tak ingin penyesalan itu dikemudian hari hanya karena rasa takut dan gugup itu. Aku ingin dan harus jadi orang yang lebih baik.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar