Kena musibah, tadi siang pas mau kerja motorku ditabrak sama anak sekolah, mungkin SMP atau SMA. Walau sempat terlempar dari motor alhamdulillah gak apa-apa, tapi paha rada sakit plus perih mungkin gara-gara kebentur aspal jalan. Bersyukur jatuhnya pelan, setidaknya gak ada yang patah dan berdarah-darah, semoga aja gak sampe kejadian kayak gitu. Padahal tadi pas mau belok sudah pakai lampu sein dan pelan tapi emang udah musibah ya kejadian. Tapi gak sepenuhnya pasrah juga sih, tuh bocah terlalu muda untuk membawa motor, juga memacu motornya terlalu kencang, jadi ya aku yang jadi korbannya. Sebenarnya tadi pingin nasehatin tuh bocah, tapi tadi akunya masih blank, kaget kejadiaannya cepet banget jadi ya udah, biarin aja.Untungnya tuh bocah juga nggak luka, semoga tuh bocah belajar supaya lebih hati-hati lagi.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar