a, " aku kalo belamak biasanya bukah ke pipi, makanya tembem"
b, "kalo aku biasanya bukahnya ke tangan wan paha" menambahi
c, "mun aku, belamak bukahnya ke mana mana, iya ke pipi, tangan, berataan, supaya adil, kadada nang behirian" :)
Ada ada ja. tuh percakapan dari temen ane waktu kuliah dulu, kalo keinget itu pasti ane ketawa. Percakapannya ringan tapi punya kesan tersendiri menurut ane. Moga mereka gak marah gara gara percakapan mereka ane posting. Peace....
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar