Tadi siang ke acara tasmiyahan anaknya ka Taufik, temen sekantor. Pas mau salaman sama istrinya kebetulan ketemu mba Aryati temen sekantor juga lagi menggendong bayinya ka Taufik, dasar akunya juga suka gemes kalo liat bayi jadinya nyium tuh dede bayinya, lucu banget 😊. Pas udah digendong sama istrinya ka Taufik juga aku cium lagi dede bayinya, temen yang barengan aku gak ada sih yang nyium😄.
Pas salaman istrinya kau taufik bilang gini, 'lagi hamil ya?' Eh, akunya syok campur bingung, mungkin dia ngiranya aku lagi hamil jadi suka sama bayi, padahal emang dari dulunya suka bayi😦.
Pelan ku jawab, 'enggak mba' 😄
Sambil berlalu dari sana. Baper cuy kita, tapi semoga itu doa dan segera punya dede bayi juga, #eh😄.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar