Sering heran sama mba A, temen sekantorku yang sekarang pindah ke Batulicin. Dia pegawai tetap BNI bagian pemasaran, lulus lewat tes ADP.
Heran dengan cara berpakaiannya dan gaya hidupnya. Dengan gaji di atas 7 juta, dia dengan santainya berpakaian sederhana, terkesan gak uptodate lah istilahnya. Padahal dengan gaji sebesar itu, dia lebih dari bisa untuk membeli pakaian yang sedang in, alat-alat make up yang lengkap dan gaya hidup lainnya, tapi dia tetap dengan pakaiannya yang sederhana dan gaya hidup yang sederhana pula. Tampak tidak terpancing dengan tren gaya hidup jaman sekarang. Aku tak pernah dan sungkan bertanya kenapa dia memilih seperti itu, namun aku respect dengan pilihannya dan entah alasan dibaliknya, dia memang orang yang low profile. Kalau aku jadi dia mungkin bakalan belanja everytime ya😄.
Sering aku membandingkan diriku dengannya. Aku yang gajinya tidak sebanyak dia tapi gayanya melebihi dia, gampang terpengaruh tren dan tidak sungkan membeli alat-alat make up serta pakaian 😑 . Tapi ini pilihanku dan mba maria dengan pilihannya, aku memang suka dengan hal-hal yang sedang tren tapi aku juga menakar batas kemampuanku, tidak terlalu memaksakan sesuatu. Kalau ada uangnya kubeli, kalo gak ada ya udah. Insya Allah aku tidak berlebihan. Aku sadar dengan pilihanku dan konsekuensinya. Ini salah satu caraku menghargai diriku sendiri. Aku begaya sesuai isi dompetku, dan mba A dengan pilihannya sendiri. Aku menghargai pilihan-pilihan yang sudah ku buat begitu juga pilihan orang lain☺.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar