Kotabaru
lagi krisis air karena sedang musim kemarau dan rumahku juga termasuk yang
terkena dampak ini. Sudah hampir dua bulan air tidak keluar kecuali dengan
menggunakan mesin pompa air. Terus terang ini benar-benar tidak mengenakkan,
apalagi airnya baru bisa dipompa sekitar jam 10 malam. Jadilah aku harus
terkantuk-kantuk sambil mengisi tong-tong penampungan air dan pritilannya. Jika
tidak, maka selamat dah, besok pagi bakalan tidak bisa nyuci piring dan mandi.
Air yang keluar juga kecil walaupun sudah dipompa dengan mesin, sehingga perlu
hampir 2 jam hingga penampungan air
seperti bak mandi, drijen dan ember baru penuh.
Aku,
ponakanku dan anggota rumah lain jadi sering diwanti-wanti kakakku untuk
menghemat air, seperti jangan menggunakan air terlalu banyak ketika mandi, yang
biasanya byurbyur sesukanya, harus dikurangi. Ini lebih mending karena mesin
pompa air di rumahku sudah normal, dari pada awal tahun tadi, aku mesti numpang
sumur tetangga buat nyuci baju, mana di pinggir jalan lagi nyucinya, terpaksa
tebal-tebalin muka, J
dari pada tidak bisa kerja gara-gara bajunya kotor semua. Aku juga sering
ngangkat air dua ember kiri kanan plus bolak-balik dari rumah tetangga ke dalam
rumah, sampai bahuku pegal. Sekarang lumayanlah pakai mesin pompa.
Setiap
kemarau tiba, ini jadi seperti agenda rutin. Tampaknya pemerintah tidak belajar
dari tahun-tahun lalu untuk mengatasi permasalahan ini, jadilah banyak
masyarakat kotabaru termasuk aku yang terkena dampaknya. Seandainya pemerintah
mau benar-benar memikirkan cara mengatasi hal ini, seperti mengeruk waduk
Gunung Ulin yang merupakan penyuplai air bagi masyarakat perkotaan menjadi
dalam, sehingga bisa menampung air lebih banyak, atau mendatangkan mesin yang
bisa mengolah air laut menjadi air tawar ( belum pernah liat sih, tapi katanya
ada J).
Ya, biar jadi masukan saja bagi pemerintah supaya tidak memberatkan beban
masyarakat yang harus membeli air. Ya, pokoknya semoga ini bisa cepat teratasi
deh, tapi ini bukan sekedar tugas pemerintah lho. Masyarakatnya juga punya
kewajiban untuk menggunakan air seperlunya saja. Suka bete sama orang orang
yang mentang-mentang banyak air, keran airnya gak dipasang, jadi dibiarin
meluber aja gitu tanpa keran, kan kasian rumah yang nyantol pipa paling ujung
jadi gak kebagian air gara-gara dibuang-buang gitu.
Musim
kemarau juga membuat cuaca jadi super duper panas, gak aneh jadi banyak yang
sering mengeluh, ‘duh panas banget’, duh gerah banget’. Eh tapi pas hujan juga
banyak yang ngeluh, ‘hujannya lama banget sih’, ‘gak kering deh cucian’ dll,
serba salah kan jadinya. Ah sudahlah, Alhamdulillah masih bisa minum dan mandi.
Jadi pingin nyanyi, ‘hujan oh hujan kenapa kau tak turun-turun?’, kata hujan ‘macem
mana aku nak turun, memang bukan musimnye, memang bukan musimnye’. Ciawww…
Komentar
Posting Komentar