"Donat donat, untuk untuk", Teriak anak kecil berumur 9 tahun itu. Di tengah teriknya matahari dijajakannya dagangannya. ah, anak sekecil itu harus berpanas panas demi selembar uang 10 ribuan, itupun jika dangannya habis. ah, adik, seharusnya di umurmu itu kau isi dengan belajar dan bermain bukannya bekerja membantu orang tuamu, tapi jika itu kemauanmu adik, semoga saat kau besar nanti kau jadi orang yang sukses sehingga kau tak perlu lagi berpanas panas di bawah teriknya matahari.
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar