Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

kekhawatiran seorang ayah

Kemarin malam bertemu dengan seorang bapak paruh baya di sebuah rumah makan. Dia mencari anak dan teman teman si anak yang merayakan ultah salah satu dari mereka. Dia datang dengan tergopoh gopoh. Saat dia datang acara tersebut sudah selesai. Dia menanyakan pada pemilik rumah makan tentang acara ultah tersebut, apakah ada yang acara mabuk mabukan atau tidak, karena saat teman teman anak tersebut menjemput anaknya ke rumah, dia melihat salah satu dari mereka terlihat mabuk. Si pemilik rumah makan mengatakan tidak ada yang mabuk karena di tempatnya memang tidak memperbolehkan hal hal seperti itu. Di lengan kanan bapak tersebut tampak tergores dan berdarah, katanya dia terjatuh dari motor saat dalam perjalanan menyusul anaknya ke rumah makan tersebut. Mungkin dia khawatir bila anaknya ikut ikutan teman temannya mabuk, ta pi dia tak mengkwatirkan dirinya sendiri. Tak lama, dia keluar dari rumah makan tersebut sembari melempar senyum, ku balas dengam senyum dan anggukan kepala. Hei kamu y...

Bocah penjual kue

"Donat donat, untuk untuk", Teriak anak kecil berumur 9 tahun itu. Di tengah teriknya matahari dijajakannya dagangannya. ah, anak sekecil itu harus berpanas panas demi selembar uang 10 ribuan, itupun jika dangannya habis. ah, adik, seharusnya di umurmu itu kau isi dengan belajar dan bermain bukannya bekerja membantu orang tuamu, tapi jika itu kemauanmu adik, semoga saat kau besar nanti kau jadi orang yang sukses sehingga kau tak perlu lagi berpanas panas di bawah teriknya matahari.

Koreksi itu...

Manusia sering melakukan kesalahan, oleh sebab itu dibutuhkan adanya koreksi dalam bentuk teguran dan lainnya. Dengan koreksi manusia akan belajar memperbaiki kesalahan tersebut sehingga menjadi manusia yang lebih baik. Orang yang menolak koreksi adalah orang yang enggan untuk melakukan perubahan, apalagi selama koreksi itu positif. So, jangan marah jika mendapatkan sebuah teguran, karena itu bagian dari koreksi perbuatan kita. Belajarlah untuk terbuka dan berpikir positif terhadap koreksi. Namun jika koreksi itu sifatnya negatif dan bertujuan membuat kita jatuh, maka biarkanlah, keep smile, jangan musuhi orang tersebut, hidup memang menyajikan hal positif dan negatif. tetaplah berlari.