Ah, lelah sekali setelah seharian bekerja ditambah lembur. Rasanya seluruh tubuh remuk semua, lebay memang. Mata juga sulit diajak berkompromi saat menulis entri ini. Saat di tempat kerja tadi yang dibayangkan adalah empuknya ranjang dan nikmatnya segelas teh hangat. Alhamdulillah saat ini
sedang rebahan ditemani segelas teh hangat.
Mata yang lelah semakin protes minta diistirahatkan dan ku ucapkan selamat malam dunia, semoga besok aku masih diperkenankam Allah untuk melihat mentari pagi dalam keadaan sehat tak kurang satupun. Semoga besok aku menjadi orang yang lebih baik lagi dari hari ini dan berbagai harapan lain lagi yang sulit ku tulis dengan semakin redup mata dan cahaya lampu kamar. Good night...
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar