Kehujanan, yup, saya dan anggota geng kos Bu Agus, Bu Saadah, Bibah dan Anah kehujanan saat di ferry penyebrangan kotabaru menuju Batulicin. Mana hujannya bukan kaleng-kaleng pula, derasnya luar biasa, jas hujan yang kami bawa cuma 1 permotor, alhasil meski kami memaksa untuk menorobos hujan, kami akan nampak seperti kucing yang basah kuyup kehujanan saat tiba di penginapan, jadi terpaksa kami menunggu di pos pelabuhan ferry batulicin hingga hujannya reda.
Saya bersyukur, setidaknya hujan tidak turun saat kami
di perjalanan dari lontar menuju pelabuhan tanjung serdang, jika saja hujan,
maka rempongnya akan berlipat-lipat. Sungguh kami adalah golongan orang yang
rajin :D ( terutama dalam perkara jalan-jalan). Yup, alasan kami ke batulicin
adalah untuk jalan-jalan ke gunung mayang. Sebenarnya rencana ini sudah kami
ancang beberapa waktu yang lalu, namun karena beberapa hal, baru terlaksana
sabtu tanggal 14 november kemarin. Kami berangkat ber4 dari lontar jam 7 pagi
naik motor dan tiba di penginapan sekitar jam setengah 11 siang, lumayan
melelahkan, namun sepadan.
Setelah cek in penginapan dan ganti baju, kami makan
siang di wong solo. Selesai makan siang, kami segera menuju tempat wisata
gunung mayang. Dari kami ber 4, belum ada yang ke sana sebelumnya, bermodalkan
google maps, kami sempat nyasar, tapi untungnya tidak terlalu jauh. Untuk naik
ke gunung mayang sendiri, bisa dengan menggunakan motor maupun mobil. Dari pihak
tempat wisata juga menyediakan transportasi roda 4, saya tidak tau namanya,
mungkin pick up, namun ada tempat duduk dan tidak memiliki atap, angkutan
seperti lazim ditemui di tempat wisata.
Jalannya luar biasa, kerikil namun tanjakan dan turunannya cukup curam, membuat saya ketar ketir dan keringat dingin. Sepanjang jalan menuju gunung mayang, kami melewati perkebunan sawit sejauh mata memandang. Pemandangannya cantik sekali. Diperlukan waktu sekitar 10 menit untuk menuju puncak gunung mayang dari gerbang utama. Sesampaiknya kami di sana, suasananya sunyi sekali, hanya ada 3 orang petugas, sama sekali tidak ada pengunjung lain, gunung mayang serasa milik kami ber 4 sabtu itu. Oh ya, untuk masuk dan menikmati spot-spot di wisata gunung mayang sendiri, kami harus membayar 30 ribu perorang.
Mari memabahas tentang gunung mayang, apa sih yang
ditawarkannya? Wisata pengunungan, spot berfoto instagramble, juga tempat
piknik bagi keluarga. Sepertinya kami datang ketika hypenya sudah lewat. Nampak
dari beberapa tempat spot foto yang agak lapuk dan cukup berbahaya, serta semak-semak
yang tumbuh subur. Agak disayangkan, saya ingin sekali berfoto di perahu bambu,
namun karena lapuk, saya membatalkan niat saya. Namun secara keseluruhan,
tempat wisata gunung mayang sangat menyenangkan untuk didatangi, pemandangannya
luar biasa.
Kami turun dari gunung mayang sekitar jam setengah 6
sore, pas saat jam tempat wisata tersebut tutup. Kami turun dengan mobil
wisata, sedangkan motor kami dibawakan oleh petugas dari sana. Sebuah
perjalanan yang menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar