Seorang pria paruh baya menyodorkan selembar kertas padaku
Di sana tertulis 'Ajarkan aku menjadi burung'.
Aku mengernyitkan dahi ku, menggaruk kepalaku yang tak gatal, menatap bingung
ke arah pria itu dan separuh takut
Aku ingat dengan jelas
Ketika pagi tadi mandi dan menggosok punggungku
Aku tak menemukan sepasang sayap di sana
Ku ingat dengan jelas juga
Aku tak pernah memotong sayap itu hingga berdarah
Agar aku sama seperti orang lain
Tak juga pernah menjadi bahan percobaan di sebuah lab layaknya di film-film
Aku tak pernah melihat maupun menemukan sayap itu di punggungku
Lalu, macam mana aku belajar terbang dan mengajarkannya pada orang lain?
Tapi aku pernah berkhayal memilikinya
Terbang di ketinggian
Duduk di antara ranting pohon tertinggi di sebuah bukit
Sembari menikmati sunyi
Aku sering mencicit, mengoceh
Mungkin itu bisa kuajarkan
Burung untapun juga seekor burung
Punya sayap namun tak bisa terbang
Aku bisa ajarkan lari layaknya burung unta
Ah...apa pula yang kupikirkan
Aku menyerahkan kertas itu pelan dengan perasaan takut dan bingung
Orang macam apa yang bertanya cara menjadi burung
Sedangkan kita ini manusia
Belakangan aku tahu
Pria itu dibilang tak waras
Pada sebuah kalimat 'ajarkan aku menjadi burung'
Akupun mulai mempertanyakan kewarasanku
Komentar
Posting Komentar