Hawa-hawanya
rapat siang nanti kayaknya bakalan gak enak nih, apalagi dilihat dari bahasa
undangan rapat kemarin. Tidak cuma aku yang merasa bakalan mendengar hal yang
tidak mengenakkkan, tapi teman seperjuangan yang lain juga, bahkan Aya yang
biasanya kalem saat mengirim pesan, kali ini jadi ratu drama J. Okelah, apapun yang nanti akan
disampaikan insya Allah akan aku terima dengan lapang dada. Aku yakin Allah
sudah mempersiapkan skenario terbaik. Semangat…
Kupandangi photonya, kujadikan wallpaper di handphoneku. Kupandangi dengan lekat wajah mungilnya. Aku masih ingat bagaimana mencium dan memeluk tubuhnya untuk yang pertama dan terakhir. Aku masih ingin memeluknya, ingin memperlihatkan rumah baru kami, ingin menyusuinya, ingin mendekapnya di dadaku, ingin menunjukkan cahaya matahari, ingin memperlihatkan pohon-pohon, aku ingin menunjukkan semuanya, tapi sudah tidak bisa. Aku kehilangan, ada yang terasa kosong. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, aku harus ikhlas, waktu mungkin akan menyembuhkan, tapi dadaku terasa sakit setiap memandangi photo-photonya, mendengar bunyi alat-alat yang terpasang di badannya membuatku merasa sakit, bagaimana anakku yang merasakannya langsung. Andai waktu bisa diulang, andai... Aku ingin memperbaiki semuanya, supaya anakku tidak terlahir prematur, supaya dia lahir dengan sehat, supaya dia bisa kubawa pulang langsung ketika lahir layaknya ibu-ibu yang lain. Supaya aku bisa pulang mengengd...
Komentar
Posting Komentar