Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Debat itu

Bukan main gatalnya tanganku untuk mengetik kalimat balasan di sebuah debat yang berasal dari status seseorang. Rasanya ingin kulontarkan bukti-bukti pendukung atas pendapat yang kusampaikan. Ya, aku dan orang tersebut berbeda pendapat tentang suatu hal. Satu dua kali balasan yang ku tuliskan di kolom komentar, bukannya mereda namun sepertinya masalahnya menjadi semakin melebar. Ya itu tadi tanganku jadi gatal akibat egoisku yang tak senang jika pendapatku disanggah dengan keras. Ku coba memikirkan jawaban atas pendapat yang dituliskannya, beberapa tulisan ku hapus kembali, mencoba menyusun kalimat yang tidak akan menimbulkan interpretasi lain dan bisa segera mengakhiri perdebatan itu. Namun beberapa pemikiran menghentikanku untuk melanjutkan perdebatan itu. Dan aku memilih berhenti. Bahan yang kami perdebatkan hanyalah persoalan kecil yang menjadi besar akibat ketidaktahananku untuk berkomentar dan ternyata si empu status tak terima dan mendebat balik mencoba mempertahankan pendapat...

Pembicaraan Bodoh

Apa kita sedang saling mengunggulkan diri masing-masing? Ah, ini tampak pembicaraan yang paling bodoh Walau kita sedang mengaku HEBAT Jangan, jangan lagi dengan DULU Dulu aku, kau dulu Lihat mereka sedang tertawa di belakang punggung kita Cekikikan dengan mata bebinar seperti punya mainan baru tampaknya bagi mereka Apa peduli mereka ha? Apa? Mereka bilang PERSETAN bukan dulu aku, kau dulu Tapi sekarang aku, kau sekarang... Apa kita sedang memuji diri kita masing-masing? Ini adalah pembicaraan yang paling bodoh Walau kita sedang mengaku TUHAN

Berbicara tentang nasib

Saat kecantikannya menjadi perhatian orang di sekelilingnya Ku kadang merasa iri Karena aku tak SEPERTI dia Saat barang mewah yang dipakainya dipuji oleh teman-teman Ku kadang merasa iri Karena aku tak SEPERTI dia Berbicara tentang NASIB Mereka bilang roda itu berputar Mereka bilang selalu ada langit di atas langit Ah, mereka juga bilang tentang blablabla dan bla Jalan tampaknya masih begitu panjang Ujungnya pun belum terlihat Tak bisa ku terka apakah di sana ada jurang Lintah dengan kepala medusa kah Yang siap mengisap darahku dan seketika membuatku menjadi batu hanya dengan melihat matanya TAPI Tuhan punya rencana sendiri terhadap hidup manusia Kita sebagai pemain hanya bisa mengikuti adegan demi adegan yang tersaji Berbicara tentang NASIB Aku tak tahu Aku hanya sedang berusaha Walau tertatih Walau gelap Aku hanya sedang berusaha